MAN 2 Kota Kediri adalah salah satu madrasah dibawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia. Madrasah ini terletak di Jl. Letjend Suprapto 58 Kediri. Madrasah yang berada di Kota Kediri Jawa Timur ini, merupakan salah satu madrasah favorit di Kota Kediri. Keberadaannya dalam berprestasi menjadikannnya sebagai kompetitor sekolah umum. Hal ini dapat dilihat dari animo jumlah pendaftar dalam penerimaan siswa baru (PPDB). MAN 2 Kota Kediri merupakan salah satu sekolah bercirikan Islam (madrasah) yang memiliki fasilitas pendidikan yang lengkap. Fasilitas penunjang pendidikan diantaranya keberadaan kelas yang representatif, masjid At-Taqwa, ma`had Darul Ilmi, fasilitas olah raga, ruang parkir yang luas, kantin sekolah serta yang lainnya.

1950-1951 Syamsoeri

SGAI

Sekolah Guru Agama Islam (SGAI) Kediri

1951-1955 Soemarno

SGAI

Sekolah Guru Agama Islam (SGAI) Kediri

1955-1960 R.Soemitro S.

SGAI

Sekolah Guru Agama Islam (SGAI) Kediri

1960-1967 Suhud

SGAI

Sekolah Guru Agama Islam (SGAI) Kediri

1967-1976 Drs. Abas Shafwan

SGAI

Sekolah Guru Agama Islam (SGAI) Kediri

1976-1979 Sanusi

SGAI

Sekolah Guru Agama Islam (SGAI) Kediri

1979-1989 Drs. H. Sudjai H.

SGAI

Sekolah Guru Agama Islam (SGAI) Kediri

1989-1995 Drs. H. Soeparno

SGAI

Sekolah Guru Agama Islam (SGAI) Kediri

1995-2000 Drs. H. Djaenudin D.

SGAI

Sekolah Guru Agama Islam (SGAI) Kediri

2000-2005 Drs. H. Ismudji

SGAI

Sekolah Guru Agama Islam (SGAI) Kediri

2005-2006 Drs. Imam Syafi’i

SGAI

Sekolah Guru Agama Islam (SGAI) Kediri

2006-2009 Drs. H. Abu Aman

SGAI

Sekolah Guru Agama Islam (SGAI) Kediri

2009-2016 H. Sja’roni, M.P.d.I

SGAI

Sekolah Guru Agama Islam (SGAI) Kediri

2016-sekarang Drs. Nursalim, M.Pd.I

SGAI

Sekolah Guru Agama Islam (SGAI) Kediri

MAN 2 Kota Kediri meski merupakan lembaga pendidikan dibawah naungan Kementerian Agama, tetapi sering memenangi/mengikuti kompetisi yang dilakukan oleh kementerian lain. Hal inilah yang menyebabkan MAN 2 Kota Kediri menjadi madrasah yang dipercaya masyarakat Kediri dan sekitarnya. Madrasah dimata masyarakat dianggap mampu memenuhi kebutuhan pendidikan di era globalisasi ini. Dengan kredo

“Madrasah Lebih Baik, Lebih Baik Madrasah”

MAN 2 Kota Kediri mampu memadukan ilmu pengetahuan umum dan ilmu agama. Mencetak generasi yang berakhlakul karimah serta cerdas dalam pengembangan ilmu pengetahuan, menjadikan MAN 2 Kota Kediri sebagai lembaga pelopor madrasah riset di Indonesia. Hal inilah yang mendasari MAN 2 Kota Kediri mengembangkan dirinya menjadi madrasah akademik di lingkungan Kementerian Agama Republik Indonesia.

Dalam perkembangannya, madrasah yang menempati areal tanah seluas 3,6 hektar (35.800 m³) di Kelurahan Banjaran ini berkembang dengan pesatnya. Beberapa perubahan dalam peningkatan mutu pendidikan dilakukan oleh madrasah baik fisik maupun non fisik. Hal ini dilakukan sebagai modal investasi masa depan madrasah dalam memenuhi kebutuhan masa depan bangsa.

Perkembangan madrasah yang tumbuh dengan besar ini, tidak bisa dilepaskan dari jasa para the founding fathers madrasah dengan ikhlas dalam mengamalkan jiwa raga demi kemajuan pendidikan agama di Indonesia. MAN 2 Kota Kediri, jika ditelisik dalam lintasan sejarah pendidikan di Jawa Timur; tidak bisa dilepaskan dari kepedulian Departemen Agama dalam membangun pendidikan agama Islam. Madrasah ini berawal dari Sekolah Guru Agama Islam (SGAI) Kediri. Berdiri sejak 25 Agustus 1950 berdasar SK Menteri Agama RI No. 166/Aa/C-9/50. Sekolah ini didirikan atas prakarsa Bapak R. Soemitro al Soerjowidjojo (kemudian sebagai Kepala Sekolah yang ketiga).

Sekolah Guru Agama Islam (SGAI) Kediri gedung pertama yang digunakan menempati bangunan milik MIM/Mualimat yang berada di barat aloon-aloon Kota Kediri (kini STITM Kediri). Sekolahnya masuk sore hari, sedang kantornya pagi hari bertempat di rumah Bapak Soemitro.Minimnya jumlah sekolah ini di Jawa Timur serta ragamnya asal muridnya, Sekolah Guru Agama Islam (SGAI) Kediri menyediakan fasilitas asrama untuk siswa yang berasal dari jauh. Asrama siswa terpencar di beberapa tempat di Kota Kediri. Asrama siswa: 40 orang di rumah Bapak Soemitro, 40 orang di Pocanan Jl. Ronggowarsito 73 Sekarang.

Berdasarkan kebutuhan guru agama Islam di Indonesia, pada tahun 1951 setahun kemudian berdasarkan Penetapan Menteri Agama No. 7/1951 SGAI diubah namanya menjadi: Pendidikan Guru Agama (PGA).SGAI Kediri pada tahun itu secara otomatis berganti nama menjadi Pendidikan Guru Agama (PGA) Kediri. Dalam perkembangan berikutnya, pada tahun 1955 nama PGA diubah lagi menjadi Pendidikan Guru Agama Pertama Negeri (PGAP Negeri). Seiring dengan perkembangan sekolah ini pada tahun itu, Tahun 1958 untuk menampung perkembangan jumlah siswa; PGAP Negeri Kediri meminjam 3 lokal dari SMP Siswa Singonegaran Kediri (kini SD Singonegaran), namun gedungnya sangat sederhana dan mengalami kerusakan.Dua tahun kemudian (1960) sekolah ini meminjam gedung SMP Muhamadiyah di Jl. Penanggungan dengan 6 lokal kelas, sehingga ruang belajar PGAP Negeri Kediri menjadi 12 kelas. Dengan demikian, PGAP Negeri Kediri melaksanakan kegiatan belajarnya di 2 tempat yakni,  6 kelas di MIM barat Aloon-Aloon Kediri dan 6 kelas di SMP Muhamadiyah Jl. Penanggungan di barat sungai Brantas.Karena faktor jarak dan transportasi, apalagi kantor sekolah bertempat di Ngadisimo hingga tahun 1958. Setelah Kepala Sekolah Bapak Soemitro pensiun kemudian kantor dipindahkan di depan asrama murid di Pocanan sampai tahun 1966/1967 setelah itu dipindahkan ke Banjaran (kini) berhubungan dengan selesainya sebagian komplek baru PGAN 4 tahun Kediri.

Di tahun 1960 juga, untuk ketiga kalinya PGAP Negeri Kediri berubah menjadi Pendidikan Guru Agama Negeri 4 tahun (PGAN 4 tahun).Pembangunan gedung baru PGAN 4 tahun di Banjaran (Jl. Letjend Suprapto 58) mulai ditempati bangunan pada tahun 1966 yang merupakan tanah gogolan. Pemilik tanah merupakan 9 orang masyarakat di sana.  Berkat bantuan Bapak Sastrodjojo (Ayah Ibu Sujiati, Karyawan PGAN 4 tahun) yang menjabat Lurah Banjaran waktu itu.Tanah itu dibeli oleh Departemen Agama dengan  luas 3, 5 hektar (34.182 m2) dengan harga Rp. 393.093,-.

Sebelum dibeli PGAN 4 tahun Kediri di bagian depan (kantor sekarang) telah ada sebelumnya sebuah gedung SMP Barata (swasta) sebanyak 6 lokal. Namun gedung sekolah itu akhirnya roboh dan hancur ketika ada angin topan pada tahun 1961. Pada awal tahun 1962, PGAN 4 tahun Kediri mulai membangun gedung baru, karena faktor biaya yang minim maka hanya dibangun 3 lokal kelas (kini 3 lokal bagian barat). Pemborongnya adalah P. Bakir dari Bujel.

Pada tahun 1963 pembangunan gedung 3 lokal pertama deretan utara sebelah barat (kini telah tersambung dalam deretan 12 lokal). Pemborongnya adalah H. Abu Ali Jl. Pandegiling Surabaya. Pada tahun 1964 dibangun serentak pondasi: kantor, 21 lokal dan pondasi rumah dinas hingga selesai sekitar tahun 1966/1967, lengkap dengan isinya (perabot, meja kursi, papan tulis (diganti white board tahun 2005)dan lain-lain).

Sementara itu, inventaris bangku-bangku milik PGAN yang berada di MIM Kediri dan SMP Muhamadiyah di Jl. Penanggungan diwakafkan pada sekolah tersebut. Sedangkan 3 lokal gedung darurat yang pernah digunakan gudang diwakafkan kepada PGA Sunan Kalijaga Dandangan (kini tutup). Pada saat tahun ajaran baru 1966/1967 sekolah dan kantor PGAN 4 tahun Kediri pindah ke Banjaran (sekarang) dengan gedung sendiri dan masuk pagi.

PGAN 4 tahun Kediri akhirnya berlanjut menjadi PGAN 6 tahun. PGAN 6 tahun secara resmi berdiri pada 25 November 1966. Saat itu Menteri Agama RI Prof. KH. Syaifuddin Zuhri berdasar SK Menag 84/1966 membuka PGAN 6 tahun di Palopo, Salatiga, Kediri dan Mojokerto secara serentak. Hal ini berarti sejak tahun 1967, di Kediri telah dibuka kelas 5 putra yang pertama. Kelas 5 putri dibuka baru tahun 1969. Berhubung dengan dibukanya PGAN 6 tahun di Kediri, dengan demikian lulusan PGAN 4 tahun Kediri tidak perlu lagi melanjutkan studi lanjutan ke PGAN 6 tahun di Malang.

Kepala sekolah pertama PGAN 6 tahun Kediri adalah Bapak Drs. Abbas Shafwan, sementara Bapak Suhud merupakan Kepala PGAN 4 tahun Kediri yang terakhir. Semasa Pak Abbas memimpin PGAN 6 tahun Kediri, Pak Suhud sebagai wakilnya.

Pada masa kepemimpinan Pak Abbas, seiring dengan perkembangan dan kemajuan PGAN 6 tahun Kediri. gedung PGAN 6 tahun Kediri makin bertambah; untuk menunjang keamanan komplek sekolah kemudian dibangun pagar keliling memanjang dari depan ke belakang komplek. Seiring bertambahnya jumlah siswa, pada tahun 1971 dibangun gedung asrama putri (lama) memanjang ke arah timur.Pada saat tahun 1973 aula PGAN 6 tahun Kediri dibangun sebagai tempat pertemuan.

Pada tahun 1974 dalam rangka untuk kegiatan keagamaan sekolah, mushola (kini masjid At-Taqwa) dibangun sebagai sarana ibadah, sebelumnya mushola berada di 1 lokal khusus. Dalam hal ini sebagai Nadzir ditunjuk Bapak Damim Damanhuri yang juga pembina asrama putri.

Dalam rangka menunjang kegiatan praktek siswa PGAN 6 tahun Kediri sebagai pencetak calon guru agama, pada tahun 1976 pada masa Kepala Sekolah Bapak Drs. HRS. Soemantri didirikanlah TK Perwanida Kelompok PGAN. Dengan berkembangnya peningkatan jumlah siswanya, pada tahun 1977 di halaman depan bagian utara dibangun areal parkir tempat sepeda. Berbagai fasilitas penunjang kegiatan mulai diperlengkap. PGAN 6 tahun Kediri juga memiliki seperangkat musik Drumband, seperangkat kesenian Samroh dan angklung, piano serta seperangkat permainan Kolintang.

Dalam perkembangan selanjutnya gedung PGAN 6 tahun Kediri sejak 1 Januari 1978 ditempati MTsN Kediri 2 sampai tahun ajaran 1989/1990. Hal ini berkenaan dengan Surat Keputusan Menteri Agama No. 16/1978, tertanggal 16 Maret 1978 bahwa kelas 1-3 PGAN 6 tahun menjadi Madrasah Tsanawiyah (MTs). Serta keputusan No. 19/1978 tertanggal yang sama, menetapkan kelas 4-6 PGAN 6 tahun menjadi PGAN. Berkaitan hal tersebut PGAN 6 tahun Kediri berubah menjadi PGAN Kediri.

Dengan adanya surat keputusan Menteri Agama tersebut, di Jawa Timur tinggal memiliki 13 buah PGAN. Sebelum itu di Jawa Timur terdapat 20 buah PGAN 6 tahun dan 27 PGAN 4 tahun.Dengan demikian, adapun 11 buah eks PGAN 6 tahun tetap sebagai PGAN dan 2 buah PGAN 4 tahun (Probolinggo dan Situbondo) ditingkatkan statusnya menjadi PGAN. Adapun ke- 13 PGAN di Jawa Timur adalah PGAN Kediri, Tulungagung, Mojokerto, Madiun, Ponorogo, Bojonegoro, Jombang, Malang, Probolinggo, Jember, Situbondo, Pamekasan dan Sumenep.Adapun 9 eks PGAN 6 tahun berubah menjadi MAN sesuai SK Menteri Agama No. 17/1978, tertanggal 16 Maret 1978.Sedangkan 25 buah eks PGAN 4 tahun berubah statusnya menjadi MTsN sesuai dengan jiwa keputusan No. 16/1978 tersebut diatas.

Terakhir sekali dengan SK Menteri Agama RI tanggal 27 Januari 1992 No. 42 tahun 1992 PGAN seluruh Indonesia dialihfungsikan menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) termasuk PGAN Kediri menjadi MAN 3 Kediri.

Dengan demikian pengalihfungsian PGAN Kediri menjadi MAN 3 Kediri mulai efektif di tahun ajaran 1992/1993,seiring lengkap ada kelas 1, 2 dan 3 MAN 3 Kediri. Sehingga PGAN Kediri secara resmi diakhiri tanggal 30 Juni 1992 (tahun ajaran 1991/1992).

Kepala Madrasah saat menjadi MAN 3 Kediri adalah Bapak Drs. H. Suparno, yang sebelumnya di masa PGAN Kediri dijabat oleh Drs. H. Sudja`i Habib. Di awal MAN 3 Kediri, prestasi madrasah melambung naik dengan dukungan input siswa yang berkualitas ditambah tenaga pendidik sebagian besar dari guru PGAN Kediri. Banyak prestasi di awal berdirinya madrasah ini, diantaranya adalah peraih Danem tertinggi tingkat propinsi untuk jurusan agama. Pada masa ini pembangunan infrastruktur mengalami pembenahan dan penambahan, diantaranya adalah dibangunnya ruang guru yang berada di halaman tengah sekolah (sebelumnya di deretan utara kantor depan). Prestasi di bidang non-akademik salah satunya adalah group Drumband MAN 3 Kediri, menjadi salah satu group Drumband terbaik di Kota Kediri; kerap menjadi korp musik kegiatan di Pemerintah Kota Kediri.

Pada masa kepala madrasah dijabat oleh Drs. H. Zainuddin Dimyathi, beberapa pembangunan digalakkan; diantaranya adalah renovasi perluasan serambi belakang Masjid At-Taqwa MAN 3 Kediri. Selain itu gedung kesenian semasa PGAN Kediri di utara gedung aula dibangun 2 lantai sebagai kelas baru. Semasa MAN 3 Kediri dijabat oleh Drs. H. Ismudji, beberapa prestasi pernah diraih oleh madrasah ini. Diantaranya adalah juara 3 Lomba Lingkungan Sekolah Sehat (LLSS) tingkat nasional tahun 2005. Selain itu beberapa prestasi madrasah baik tingkat lokal maupun nasional berhasil direngkuhnya. Pada masa itu siswa madrasah ini berhasil menjadi delegasi Indonesia diajang kompetisi pelajar Internasional di SEAMEO RECSAM di Penang malaysia.

Beberapa prestasi membanggakan dari madrasah ini dilanjutkan pada pada masa kepemimpinan kepala madrasah Drs. H. Imam Syafi`i Alwi. MAN 3 Kediri, untuk kedua kalinya berhasil menjadi delegasi Indonesia diajang kompetisi pelajar Internasional di SEAMEO RECSAM di Penang malaysia. Selain itu madrasah melakukan upaya perbaikan sarana prasarana; diantaranya mendapatkan bantuan proyek untuk pembangunan sarana kelas di selatan gedung aula serta di belakang asrama putri (asrama lama).

Pada masa kepala madrasah MAN 3 kediri, dijabat oleh Drs. H. Abu Aman, prestasi siswa madrasah di bidang lomba karya ilmiah beberapa kali menjadi langganan juara di tingkat nasional. Diantaranya ajang kejuaraan di OPSI Kemendikbud, LIPI serta beberapa perguruan tinggi negeri di pulau Jawa. Pada masa ini pembangunan gedung baru diadakan, diantaranya pembangunan gedung Laboratorium Komputer 2 di barat ruang guru, gedung Laboratorium Biologi (kini ruang UKS), serta pembangunan Laboratorium IPS di kompleks bagian selatan.

MAN 3 Kediri pada saat dijabat oleh Drs. Sja`roni M.Pd.I, madarasah ini banyak mendapatkan prestasi baik oleh siswa maupun madrasahnya. Pada tahun 2011 menjadi peserta kompetisi Madrasah Riset tingkat nasional di Bandung. Beberapa kejuaraan semisal Adiwiyata Nasional, Green and Clean, Widya Pakarti Nugraha serta beberapa kompetisi lainnya. Pada tahun 2013 MAN 3 Kediri mendapatkan proyek bantuan ma`had dari Kementerian Agama RI, hingga berdirilah Ma`had Darul Ilmi MAN 3 Kediri.

Pada tahun 2016 terjadilah mutasi kepala madrasah MAN 3 Kediri pada Drs. H. Nur Salim M.Pd.I yang sebelumnya menjabat kepala MTsN 2 Kediri. Berbekal pengalaman sebagai Kepala MTsN 2 Kediri sebagai madrasah berprestasi tingkat nasional; ditambah prestasi beliau sebagai Kepala Madrasah Terbaik MTs Tingkat Nasional serta Kepala Madrasah Pelopor Riset Tingkat Nasional, MAN 3 Kediri bertekad menjaga tradisi prestasi. Tercatat belum setahun menahkodai MAN 3 Kediri puluhan prestasi direngkuh oleh madrasah yang berjargon “langkah pasti menuju prestasi” ini.

Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 673 Tahun 2016, yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 November 2016 terjadilah perubahan nama MAN di seluruh Indonesia. Tercatat ada 83 MAN di Jawa Timur, salah satunya adalah MAN 3 Kediri. MAN 3 Kediri yang beralamatkan di Jl. Letjend Suprapto 58 Kediri, berubah nama menjadi MAN 2 Kota Kediri, terhitung mulai efektif di semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018. Seolah menjadi berkah di tahun 2017, MAN 2 Kota Kediri mendapat bantuan dana dari Kementerian Agama Republik Indonesia melalui program Dana Revitalisasi Gedung Bangunan MAN 2 Kota Kediri senilai Rp. 1.092.168.000,-. Proyek DIPA APBN dengan no. 025.04.2.297435/2017 yang dikerjakan selama 168 hari ini digunakan untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar. Di awal tahun 2018 MAN 2 Kota Kediri kembali mendapatkan dana proyek Revitalisasi tahap 2 senilai Rp. 1.100.000.000,- yang baru dimulai pembangunan di bulan Pebruari 2018.

MAN 2 Kota Kediri dibawah kepemimpinan Pak Nur Salim, nuansa Madrasah Akademik semakin terasa. Berbagai prestasi akademik dan non akademik semakin meningkat, 98 persen siswa lulusan MAN 2 Kota Kediri berhasil menembus perguruan tinggi favorit. Bahkan di tahun 2017 MAN 2 Kota Kediri masuk peringkat prosentase tertinggi lulusan madrasah aliyah (MA) yang diterima di PTN tahun 2017 peringkat 2 se Jawa Timur setelah MAN 2 Kota Malang. Prestasi madrasah semakin gemerlap setelah Kepala MAN 2 Kota Kediri Drs. H. Nur Salim M, Pd.I berprestasi di dunia pendidikan dengan menerima penghargaan Satya Yasa Cundamani dari PEMKOT Kediri. Ditambah diakhir 2017 kepala madrasah diundang Kementerian Agama RI untuk mengikuti kegiatan Short Course ke Finlandia University pada tanggal 7-16 Desember 2017.

Prestasi cemerlang perjalanan madrasah ini tentu tidak lepas dari upaya stakeholder dalam ikut melanjutkan warisan prestasi dari pendahulu madrasah. Ditambah tidak lepas dari doa dan niat ikhlas para pendiri sekolah dalam memberikan pondasi kuat dalam ikut mencerdaskan generasi Islam yang berakhlakul karimah. Amin